LAPORAN
APRESIASI SENI PERTUNJUKKAN
DISUSUN OLEH XIP5 :
·
AYNOER
HAKIM (07)
·
NURFITRI
RAHMAH (19)
· SITI SAIDAH (28)
· SYIFA’ FELICIA (29)
· YASITA GATTY W (35)
· ENJEL ARJUNA (37)
SMA NEGERI 17
JALAN RUNGKUT ASRI TENGAH KOMP. YKP
SURABAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur, kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena rahmat dan pertolonganNya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “APRESIASI SENI PERTUNJUKAN.
Di sini kami akan membahas pengertian seni
teater tradisional dan modern. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang APRESIASI SENI PERTUNJUKAN.
Dalam makalah ini akan dijelaskan lebih
lengkap dan mendetail mengenai SENI PERTUNJUKAN TEATER. Mengenai unsur
instrinsik, unsur ekstinsik dan tujuan juga hasil-hasil yang kamindapatkan
selama menonton pertunjukan seni teater.
Semoga setiap kata dan tulisan yang ada
dalam makalah ini dapat memberi kontribusi yang nyata untuk membawa kehidupan
kita bersama ke arah yang lebih baik.
Surabaya,
06 Desember 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
pengantar……………………………………………………………………. 1
Daftar
isi…………………………………………………………………………… 2
Seni
Pertunjukkan Modern………………………………………………….. 3
Seni
Pertunjukkan Tradisional……………………………………………… 5
Dokumentasi……………………………………………………………….. 8
APRESIASI SENI PERTUNJUKKAN
1.
SENI
PERTUNJUKKAN MODERN
Adalah sebuah perkembangan dari penyelarasan jaman tentang
gaya hidup yang telah dipengaruhi oleh perkembangan jaman seni modern juga ikut
dibawa oleh modernitas. perihal dari penyertaannya seni modern mendapat
pengaruh luar baik secara filterisasi maupun tidak.
A.
UNSUR-UNSUR
INTRINSIK DALAM PERTUNJUKKAN “SOK KRITIS (LINGKAR KAPUR)”
Ø TEMA :
Pengadilan Anak Angkat
Ø PENOKOHAN :
a.
Raja
b.
Bupati
c.
Dayang
istana
d.
Putri
e.
Darti
f.
Pengawal
1
g.
Pengawal
2
h.
Pengawal
3
i.
Kakak
Darti
j.
Setiawan
k.
Putra
Mahkota
l.
Pedagang
Ø PERWATAKAN :
a.
Raja : baik,
bijaksana,
b.
Bupati : licik, serakah, egois
c.
Dayang
istana : penurut
d.
Putri : egois, suka
memerintah
e.
Darti : baik, penyayang,
bertanggungjawab
f.
Pengawal
1 : penurut
g.
Pengawal
2 : penurut
h.
Pengawal
3 : penurut
i.
Kakak
Darti : pemarah, perhatian,
penyayang
j.
Setiawan : setia,
berwibawa,bertanggungjawab
k.
Putra
Mahkota : penurut
l.
Pedagang : serakah, egois, licik
Ø ALUR → PETA ALUR : maju
Ø SETTING → tempat : kerajaan, rumah kakak Darti,
sungai, pintu gerbang, pengadilan, rumah petani
→ suasana : tegang,
mengharukan
Ø SUDUT PANDANG : orang pertama pelaku sampingan
Ø AMANAT :
1.
Berbuat
adil kepada orang lain
2.
Jangan
hanya memikirkan kepentingan diri sendiri
3.
Bertanggungjawab
bila diberi kepercayaan oleh orang lain
Ø NILAI-NILAI :
a.
Nilai
Sosial : Berbuat adil kepada orang lain
b.
Nilai
Moral : Jangan egois
B.
SINOPSIS
CERITA
Wanita
yang bernama Darti, seorang pelayan di sebuah Kerajaan yang telah membesarkan
Putra Mahkota, anak dari seorang Raja dan Putri. Putra Mahkota ditinggal oleh
Putri (Ibunya) pada saat istana kebakaran, karena Putri hanya memikirkan
pakaian dan hartanya. Setelah sekian tahun berpisah dengan Putra Mahkota, Putri
merindukan Putra Mahkota kembali ke tangannya, sehingga terjadilah pengadilan
memperebutkan Putra Mahkota antara Darti dan Putri di sebuah “Lingkar Kapur”.
2.
SENI
PERTUNJUKKAN TRADISIONAL
merupakan keanekaragaman unsur budaya yang sudah menjadi bagian hidup
masyarakat Indonesia. Berbicara tentang seni tradisional tentu merupakan karya
seni budaya yang sangat dikagumi oleh bangsa Indonesia, karena mempunyai
keunikan yang beragam.
A.
UNSUR-UNSUR
INTRINSIK DALAM CERITA LUDRUK “SARIP TAMBAK OSO”
Ø TEMA : PAHLAWAN SURABAYA YANG SAKTI
Ø PENOKOHAN :
a.
Menteri,
Kepala Polisi Sidoarjo
b.
Lurah
Noto
c.
Lurah
Tambak Oso
d.
Lurah
Gedangan
e.
Ibu
Sarip
f.
Kakak
Sarip
g.
Istri
Kakak Sarip
h.
Keponakan
Sarip
i.
Paidi
j.
Teman
Sarip
k.
Ibu
Penjual Makanan
l.
Sarip
Ø PERWATAKAN :
a.
Menteri,
Kepala Polisi Sidoarjo : penyuruh
b.
Lurah
Noto :
penurut, pemberani
c.
Lurah
Tambak Oso :
kurang tegas, plin-plan
d.
Lurah
Gedangan :
tidak berbelas kasihan
e.
Ibu
Sarip :
pasrah
f.
Kakak
Sarip :
plin-plan, peduli
g.
Istri
Kakak Sarip :
pengatur, tegas
h.
Keponakan
Sarip : pelit
i.
Paidi :
pendendam, egois
j.
Teman
Sarip :
suka menolong, baik
k.
Ibu
Penjual Makanan : baik,
penurut, peduli
l.
Sarip :
pemabuk, pemarah, tidak sopan, pendendam, egois, memiliki rasa kasih sayang,
suka bikin ulah dan tidak putus asa
Ø ALUR → PETA ALUR : maju
Ø SETTING → tempat :
hutan, rumah Sarip, rumah kakaknya Sarip, warung makanan.
→ suasana : menengangkan dan mengharukan
Ø SUDUT PANDANG : orang pertama pelaku sampingan
Ø AMANAT :
1.
Jadilah
orang yang jujur
2.
Bila
berniat membantu orang lain gunakan cara yang baik
3.
Hormatilah
ibumu
4.
Bersikap
sopan pada orang yang lebih tua
Ø NILAI-NILAI :
a.
Nilai
Agama : Perbuatan mencuri, berbohong,
membunuh dan minum minuman keras itu dosa
b.
Nilai
Moral : Tidak boleh melakukan tindak
kekerasan terhadap orang lain apalagi terhadap orang yang lebih tua
c.
Nilai
Sosial : Kita harus saling tolong
menolong
SINOPSIS CERITA
Sarip adalah seorang
pemuda desa Tambak Oso tidak suka dengan penjajah Belanda. Ketidaksukaannya
terhadap Belanda dan Antek-anteknya tersebut dilakukan menurut caranya sendiri
yaitu mencuri harta benda orang yang bekerjasama dengan Belanda dan kemudian
hasilnya dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan di desanya dan desa-desa
lain. Perbuatan Sarip ini sangat meresahkan para pejabat Belanda serta
pendukung yang notabennya adalah beberapa petinggi desa. Hanya Lurah Tambak Oso
yang tidak pernah mempermasalahkan Sarip, karena Sarip menjadi solusi rakyat
mengatasi kemiskinan. Suatu ketika Asisten Wedana memerintahkan Luah Gedangan
menagih pajak tambak milik Sarip.
Awalnya Lurah Gedangan
menolak tugas dengan alasan Tambak Oso bukan
daearah kekuasannya, namun perintah
tetap perintah. Hasilnya, karena Lurah Gedangan termasuk gila hormat tugas
dilaksanakan meskipun harus tewas ditangan Sarip. Pembunuhan terhadap Lurah
Gedangan menjadikan Sarip sebagai buronan, Mualim Kakaknya tidak mengijinkan
Sarip tinggal dirumahnya takut di dakwa melindungi buronan. Simpati penduduk
kepada Sarip membuat Paidi, pembantu pamannya, merasa iri dan selalu
menyebarkan berita sisi buruk Sarip dan merasa dirinya paling pendekar di
kampong. Tak ayal lagi Paidi akhirnya mati juga ditangan Sarip dan keinginannya
meraih predikat pendekar wetan dan kulon kali pupus.
Merasa wilayahnya tercemar
oleh perbuatan Sarip yang melakukan pembunuhan dua kali, Manteri Polisi
memerintahkan agar Sarip ditangkap atau mati dengan menjadikan mboknya sebagai
umpan setelah Mualim membeberkan rahasia adiknya..
DOKUMENTASI
Seni Teater
Tradisional : Ludruk (THR)
Seni
Pertunjukan Modern : Teater “Sok Kritis”