Jumat, 06 Mei 2011

naskah drama PERTEMPURAN 10 NOVEMBER

Pada tanggal 17 agustus 1945, telah dicetuskan sebagai kemerdekaan INDONESIA. Akan tetapi para sekutu tidak menerima kemerdekaan INDONESIA, jauh dari ibukota Batavia terjadi sebuah perlawanan kecil yang di lakukan rakyat Surabaya di kenal PERTEMPURAN 10 NOVEMBER. Mengorbankan seluruh jiwa raga mereka demi tanah air tercinta, walaupun hanya menggunakan senjata sederhana di tangan mereka. Untuk lebih jelasnya mari kita ikuti cerita berikut ini :

Season I
(mbok iyem masuk sambil jualan jamu, di susul oleh tukidi, dan tukiyem)
Mbok iyem         : “jamu….jamuuuu,jamune mbak”!!!
Tukiyem              : “jamu pegel linune, mbak…”
Mbok iyem         : “enggeh, mbak”!!
Tukidi                 : (lari-lari seperti orang kebingungan sambil membawa kentongan)
Mbok iyem         : “cak..cak, ono opo sih cak? Kok mblayu…mblayu koyok di uber setan.” (ekspresi kaget dan bingung)
Tukidi                 : “iki lho ning, sekutu teko maneh ape menjajah suroboyo.” (lari-lari sambil memanggil warga dengan kentongannya)
Pejuang              : “(lari-lari sambil membawa bamboo runcing) “MERDEKA….MERDEKA”!!!
(suara pesawat terbang sekutu sedang berkeliaran di atas hotel yamato)
Tukidi                 : “ayo ngumpul…ngumpul.” (tukidi kebingungan untuk mengumpulkan warga demi menghindari serangan sekutu).
Pejuang                               : “ayo cepetan, sekutu wis teko nang hotel yamato.” (para pejuang melihat bendera sekutu telah berkibar di atas hotel yamato).
Mbok iyem         : “ayo wis cepetan nang hotel yamato, sekutu selak teko nang hotel yamato.” (mbok iyem berlari sambil mengangkat barang dagangannya, dengan tergesa-gesa).
Tukidi                    : “maju….!!!”
Pejuang                               : “SEKALI MERDEKA TETEP MERDEKA.”
Mbok iyem         : “ALLAHUAKBAR.”
Tukiyem             : “Merdekaaaaaaaaa…..!!!”
(semua pemain masuk dengan bergiliran)

                Seluruh rakyat Surabaya bersama-sama saling bahu-membahu dalam menghadapi penjajah, mereka berjuang tanpa pamrih, dan tanpa kenal lelah demi cita-cita tanah air tercinta serta tumpah darah. Kebahagiaan mereka adalah merdeka dari penjajahan di atas bumi pertiwi yang kita cintai bersama. Satu demi satu pejuang Indonesia gugur di medan perang hanya untuk membela tanah air, mereka tidak pernah mengharap tanda jasa.

Season II
                Dengan semangat 45 mereka terus maju ke medan tempur untuk menggapai kemerdekaan bangsa Indonesia. Mari kita ikuti perjuangan mereka :
(kapten Donald dan kapten Smith masuk dengan di susul oleh kapten Mallaby)
A.W.S Mallaby   : “pasukan….” (dengan ekspresi marah dia bertanya kepada pasukannya).
Gorden Smith    : “siap kapten…” (maju dengan perasaan gugup).
A.W.S Mallaby   : “bagaimana keadaan pasukan kita, sudah siap apa belum? Dalam merebut Kota Surabaya.”
Kapten Donald  : “lapor kapten pasukan sudah siap….”!!
A.W.S Mallaby   : “Gorden Smith….”
Gorden Smith    : “yes srrr….” (sambil memberi hormat).
A.W.S Mallaby   : “bagaimana strategi kita untuk merebut Kota Surabaya?”
Gorden Smith    : “pasukan sudah siap kapten, tinggal menunggu perintah!!!”
A.W.S Mallaby   : “kapten Donald….”
Kapten Donald  : “siap kapten…” (sambil memberi hormat)
A.W.S Mallaby   : “sekarang kita berangkat menghadapi para pribumi Surabaya.”
Kapten Donald  : “siap kapten….”
Gorden Smith    : “pasukan majuuuu…..!” (dengan di iringi genderang perang yang mereka bawa, sekutu berangkat menuju hotel yamato)
(semua pemain masuk)


               

Suara dentuman peluru-peluru dan bom sekutu menghiasi kota Surabaya, asap bom menyebar kemana-mana. Pejuang Surabaya terus maju tak gentar dengan para penjajah, seruan panjang para pejuang tuk memperoleh kemerdekaan semakin kuat membasahi setiap keringat yang keluar. Tiap tetes darah yang mereka tumpahkan demi menggapai kemerdekaan yang sejati.

Season III
                Sementara itu kesibukan di dalam gubernuran, gubernur lagi sibuk memikirkan serangan agresi sekutu. Bersamaan dengan itu datanglah utusan dari sekutu yang mau menawarkan kesepakatan damai…untuk tahu kelanjutannya mari kita ikuti ceritanya :
(gubernur suryo masuk di ikuti oleh musrifah)
Musrifah              : “ampun gusti gubernur, nuwun sewu.”
Gubernur  S        : “ada apa?”
Musrifah              : “wonten tamu, gusti…!!!”
Gubernur S         : “tamu dari mana ?”
Musrifah              : “sangking kompeni, gusti…”
Gubernur S         : “dimana tamunya? Suruh masuk.”
Gorden Smith    : “good morning, Gubernur.”
Gubernur S         : “morning kapten, wot hepen?”
Kapten Donald  : “sebelumnya kami minta maaf, tuan gubernur!!!”
Gorden Smith    : “tujuan kami kesini adalah untuk mengantarkan surat dari Kapten Brigjen Mallaby.”
Gubernur S         : “surat apa kapten?” (gubernur suryo membacanya sambil terkaget-kaget dengan mata melotot). “APA…?” (gubernur suryo mengelus dada sambil marah kepada kompeni)
Kapten Donald  : “bagaimana tuan gubernur?”
Gorden Smith    : “apakah tuan mau bergabung dengan kompeni?” (dengan raut wajah, berharap gubernur suryo menerima tawaran mereka)
Gubernur S         : “TIDAK….!!!” (gubernur marah-marah sambil menyobek surat dari kompeni)
Kapten Donald  : “baik lah, nanti gubernur akan tau akibatnya.” (dengan kesal kompeni mengancam gubernur suryo dan meninggalkan gubernuran)
Gubernur S         : “musrifah….”
Musrifah              : “inggih, gusti gubernur…..”
Gubernur S         : “kamu sebarkan kepada seluruh AREK-AREK suroboyo untuk melawan setiap agresi penjajah yang mau menguasai bumi pertiwi kita.”
                Akhirnya perlawanan AREK-AREK suroboyo mencapai puncaknya dengan mengobarkan semangat PERJUANGAN untuk mempertahankan kota Surabaya, di sisi lain suara lantang semangat kemerdekaan sedang bergemuruh di setiap pojok-pojok kota Surabaya. MERDEKA….MERDEKA…!!! siapakah pengobar semangat itu?

BUNG TOMO :
Bismillahirrahmanirrahim…..
MERDEKA….!!!
Saudara-saudara di Indonesia, penduduk kota Surabaya, bersiaplah, keadaan genting, saya peringatkan jangan mulai menembak, baru kalau kita di tembak, mari kita ganti dengan menyerang mereka. Lebih baik hancur lebur daripada tidak,
MERDEKA !!!
Semboyan kita tetap,
MERDEKA ATAU MATI !!!
Sebab, ALLAH berada di pihak yang benar, percayalah saudara-saudara, Tuhan akan melindungi kita sekalian.”
ALLAHUAKBAR…..ALLAHUAKBAR….ALLAHUAKBAR !!!
MERDEKA…………..MERDEKA…………MERDEKA…….. !!!
(sambil di iringi pidato dari bung tomo, peperangan berlangsung sengit antara para pejuang kemerdekaan dan para penjajah yang akhirnya di menangkan oleh para pejuang kita)


Dengan di iringi semangat yang di kobarkan dalam sanubari setiap AREK-AREK suroboyo, akhirnya para penjajah berhasil di kalahkan dalam PERTEMPURAN 10 NOVEMBER.
*

Sekian
Peristiwa 10 November 1945 telah lama berlalu . hari itu berada jauh di belakang kita sekarang . namun patutlah kita kenang jasa mereka semua . pejuang kemerdekaan tidak kenal namanya . beliau pejuang yang patut selalu kita kenang . belajar dan belajar untuk sebuah cita-cita . cita-cita adalah satu bagian dari para pendahulu kita . para pejuang berkorban, jiwa dan raga untuk tanah air ini .
AYO !!! MARILAH KITA BERSAMA-SAMA BERSATU DALAM SEBUAH BARISAN PANJANG MENUNAIKAN TUGAS KEWAJIBAN KITA SEBAGAI PUTRA PUTRI BANGSA.

Rabu, 04 Mei 2011

iseng bikin cerpen

Menulis cerpen
1 Bulan Jadi Pacar Boongan

Tiba-tiba ahong menghampiriku dan memandang sebel.
“bisa tepat waktu ga sih ?”
“iyaya, ini bentar lagi kelar ko sabar kenapa…..” omelku.
Aku berlari kecil untuk mengejar dia yang sudah terlalu jauh didepanku. Pastilah wajahku terlihat kesal karena Ahong kemudian bilang, “wajahmu itu tidak imut-imut banget, jadi jangan tampang wajah sok imut deh.” Kalo saja aku lupa siapa dia, pasti sudah ku tonjok dia ckck. Ahong, kakak kelasku, ketua xkul yang ada di sekolahku. Dia emang termasuk orang yang famous di sekolahku maka dari itu banyak banget murid-murid lain yang segan dengannya. Semua segala kegiatan di sekolah hampir ia ikuti (kerajinen kale ya :O) terutama so pasti “osis.”
            “nanti di depan temen-temenku, kamu harus tersenyum. Pasang senyummu yang paling manis. Oke?” ujarnya tanpa menatapku.
            “iya iya, cerewet…..” gerutu ku.
Aku di kenalin ke semua temen-temennya yang ada di dalam café tersebut. Salah satunya aku sudah mengenalnya, jadi  engga canggung-canggung amat lah hehe….
            “ehm, sori. Kamu fira ya tadi?”
            “ampun dehh, prasaan belum semenit kenalan udah lupa ckck.” Gerutu ku dalam hati. Sambil tersenyum terpaksa “iya.”
            “ooh hehe, sori tadi aku engga begitu dengerin.”
            “iya, nyantae aja lagi.” Jawabku manis.
Jam menunjukkan pukul 20.00 wib. Segera aku menarik tangan Ahong untuk mengajaknya pulang. Tak terasa ngobrol daritadi bikin betah sampai lupa waktu hehe.
            “ayo pulang, udah malam ini.” Ajakku
            “iya bentar dong…. Pulang bareng-bareng sama temenku juga.”
            “yaelah sekarang aja kenapa sihh, ayooo.”
            “bentar lagi fira. Temenku masih ada yang di toilet ini.”

*

Mentari menyambut pagi ku yang indah. Tepat pukul 06.15 wib, aku berangkat menuju sekolah dengannya, si Ahong, pacar bayaran. Sebenarnya hari ini aku pengen ngomong sesuatu dengannya, tapi aku urungkan dulu saja niatku.
            “nanti langsung ku tunggu di parkiran.”
            “mau kemana?” tanyaku bingung.
            “ikut aja.”
            “hmm, iyaya yauda aku ke kelas dulu.”
Aku duduk termenung di dalam kelas. Aku jadi mikir, apa yang aku lakuin ini benar apa salah ya? Tapi aku tidak pernah ada niatan untuk membohongi orang lain tetapi niatku membantu kakak kelas ini. Bel pun berbunyi, aku termenung sejenak dan aku mantapkan bahwa aku harus mengakhiri ini semua.
            “iya, aku harus ngomong nanti. Harus! Harus!!” ucapku pelan.
Seperti biasa, aku selalu terlambat. Ahong sudah menungguku duduk di atas sepeda motor CBRnya hehe. Seperti biasanya. Diam. Menatapku sebel.
            “sori….tadi aku masih…..”
            “engga perlu.” Ucapnya singkat.
Dalam perjalanan tersebut dia hanya terdiam saja. Aku pun bingung harus memulai ngomong darimana ckck. Tibalah aku di tempat seperti biasanya, café langganan kita.
            “tumben banget ga ada temen-temennya.” Batin ku.
Sambil melangkah aku berpikir-pikir untuk memulai membukanya. Bismillah, dia mau mengerti keputusanku. Moving on fira :D.
            “duduk mana?” tanyanya padaku
            “terserah kamu deh, cari yang adem anyem.”
            “sebelah situ aja ya?”
            “boleh.”
Aku memulai berbicara.
            “sebulan ini, setiap hari, tanpa terlewat sehari pun, aku selalu menemanimu. Dan aku pun tahu sebenarnya ini semua tidak berarti apa-apa untukmu. Kita tidak ada status yang jelas. Aku mau kita akhiri saja permainan konyol ini. Sebelumnya aku minta maaf.”
Ahong menatapku dengan wajah penuh kesal, sebel, marah, menyesal, campur aduklah. Tetapi aku berharap Ahong mengerti maksudku ngomong gitu. Lalu, perlahan, Ahong mendekatiku dan berkata, “ setuju deh sama kamu” senyum manis.
            “akhirnya dia mau mengerti juga, terimakasih.” Girangku dalam hati
            “hmm, yauda pulang yuk fir, udah sore juga ga enak sama ortumu.”
            “okeh.”

*

Hari makin hari, bulan demi bulan, hubunganku dengan Ahong baik-baik saja meskipun agak sungkan juga sebenarnya. Tapi ya tak apalah , yang penting dia udah nglunasi janjinya, aku pun juga. So, jangan pernah takut untuk mengungkapkan kejujuran kalo kita merasa benar :)

 














My name Fitri, the short story on a whim in my spare time, good read :)